You Are Reading

0

Bab 3 > SYSTEM ENGINEERING

Tifany Arnis Santika (12120032) Kamis, 03 Oktober 2013
SYSTEM ENGINEERING


Ø  PENDAHULUAN


1.1 Latar Belakang
Munculnya software engineering terjadi ketika adanya krisis software di era tahun 1960 -
an. Krisis tersebut akibat dari lahirnya komputer generasi ke III yang ditandai denga n
penggunaan IC (Integrated Circuit). Kemampuan hardware yang meningkat, membuat adanya
kebutuhan untuk memproduksi software yang lebih baik. Akibatny a software yang dihasilkan
menjadi beberapa kali lebih besar dan kompleks. Pendekatan informal yang digunakan dalam
pengembangan perangkat lunak pada saat itu, menjadi tidak cukup efektif (secara biaya, waktu
dan kualitas). Biaya hardware mulai jatuh dan biaya perangkat lunak menjadi naik cepat. Oleh
karena itu muncul pemikiran untuk menggunakan pendekatan yang lebih ef ektif, standard dan
terukur dalam mengembangan perangkat lunak. Krisis software adalah sekumpulan masalah
yang ditemukan dalam pengembangan software komputer. Masalahnya tidak hanya terbatas pada
software yang tidak berfungsi sebagaimana mestinya, tetapi krisis software ini terdiri dari
masalah yang berhubungan dengan :
a. Bagaimana mengembangkan software.
b. Bagaimana memelihara software yang ada, yang berkembang dalam jumlah besar.
c. Bagaimana mengimbangi permintaan software yang makin besar.


1.2 Rumusan Masalah
·         Pengertian Software
·         Pengertian Software Engineering
·         Fungsi dan pengembangan


1.3 Tujuan
·         Memahami pengertian dari software engineering
·         Memahami elemen-elemen dalam software engineering
·         Memahami fase-fase atau langkah-langkah yang ada dalam software engingeering

  

Ø  PEMBAHASAN


2.1 Pengertian Software
Perangkat lunak atau software adalah definisi dan organisasi dari sekumpulan perintah
dan fungsi yang dienkapsulasi dalam bentuk yang dapat dieksekusi oleh komputer.
Secara umum karakterist ik software adalah sebagai berukut:
1. Software merupakan elemen sistem logik a dan bukan elemen sistem fisik seperti hardware
2. Elemen itu tidak aus, tetapi bisa rusak.
3. Elemen software itu direkayasa atau dikembangkan dan bukan dibuat di pabrik seperti hardware. Evolusi perangkat lunak:


 

Era pertama                                 era kedua                           era ketiga                              era keempat


·         Era pertama :
- Batch Orientation
Suatu orientasi dimana proses dilakukan setelah data dikumpulkan dalam satuan waktu tertentu, atau proses dilakukan setelah data terkumpul . Kebalikan dari batch adalah online atau Interactive Process. Keuntungan dari Interactive adalah mendapatkan data yang selalu up to date.
- Limmited distribution
Suatu penyebaran software yang terbatas pada perusahaan perusahaan tertentu.
- Custom software
Software yang dikembangkan berdasarkan perusahaan -perusahaan tertentu.

·         Era kedua :
- Multi user
Suatu sistem dimana satu komputer digunakan oleh beberapa user pada saat yang sama.
- Real Time
Suatu sistem yang dapat mengumpulkan, menganalisa dan mentransformasikan data dari berbagai sumber, mengontrol proses dan menghasilkan output dalam mili sekon.
- Database
Perkembangan yang pesat dari alat penyimpan data yang online menyebabkan muncul generasi pertama DBMS.
- Product Software
Software dikembangkan untuk dijual kepada masyarakat luas.

·         Era ketiga :
- Distributed system
Suatu sistem yang tidak hanya dipusatkan pada komputer induk, daerah atau bidang lainnya yang juga memiliki komputer yang ukurannya lebih kecil dari komputer induk.
- Embedded Intelegence
Suatu product yang diberi tambahan “Intellegence” dan biasanya ditambahkan mikroprocessor yang mutakhir. Contohnya adalah automobil, robot, peralatan diagnostic serum darah.
- Low Cost Hardware
Harga hardware yang semakin rendah, ini dimungkinkan karena munculnya Personal Computer (PC).

- Consummer Impact
Adanya perkembangan komputer yang murah menyebabkan banyaknya software yang dikembangkan, software ini memberi dampak yang besar terhadap masyarakat.

·         Era keempat :
- Expert system
Suatu penerapan A.I. (Artificial Intellegence) pada bidang -bidang tertentu, misalnya bidang kedokteran, komunikasi, dll.
- AI Machine
Suatu mesin yang dapat meniru kerja dari sebagian otak manusia. Misalnya mesin robot, komputer catur.
- Parallel Architecture
Arsitektur komputer yang memungkinkan proses kerja LAN paralel, yang dimungkinkan adanya prosesor berbeda dalam satu computer.


2.2 Pengertian Software Engineering
Software engineering adalah suatu disiplin ilmu yang membahas semua aspek produksi
perangkat lunak, mulai dari tahap awal requirement capturing (analisa kebutuhan pengguna),
specification (menentukan spesifikasi dari kebutuhan pengguna), design, coding, testing sampai
pemeliharaan sistem setelah digunakan.

Definisi Software Engineering menurut IEEE (Institute of Electrical and Electronics
Engineers) pada proyek SWEBOK (Software Engineering Body of Knowledge) adalah aplikasi
sistematik, disiplin, pendekatan kuantitatif untuk pengembangan, operasi dan pemeliharaan dari
software; atau dapat disimpulkan sebagai teknik aplikasi untuk perangkat lunak. Intinya
Software engineering berkaitan dengan pembangunan produk program.
Software engineering terdiri dari 3 elemen kunci, yaitu :
1. Metode,
2. Peralatan (tools),
3. Prosedur,
yang memungkinkan manajer mengontrol proses pengembangan software dan memberikan
praktisi dasar yang baik untuk pembentukan software berkualitas tinggi.

a. Metode Software Enginnering
Metode software engineering memberikan teknik-teknik bagaimana membentuk software. Metode ini terdiri dari serangkaian tugas :
ü  Perencanaan dan estimasi proyek
ü  Analisis kebutuhan sistem dan software
ü  Desain struktur data
ü  Arsitektur program dan prosedur algoritma
ü  Coding
ü  Testing dan pemeliharaan

Dalam model atau paradigma software engineering, dikenal ada 3 metode yang secara luas dipergunakan, yaitu :
1. Classic Life Cycle Pradigm - Model Water Fall - Model Siklus Hidup Klasik

A. System Engineering and Analysis
Karena software merupakan bagian terbesar dari sistem, maka pekerjaan dimulai dengan cara menerapkan kebutuhan semua elemen sistem dan mengalokasikan sebagian kebutuhan tersebut ke software. Pandangan terhadap sistem adalah penting, terutama pada saat software harus berhubungan dengan elemen lain, seperti :
ü  Hardware
ü  Software
ü  Database

B. Analisis kebutuhan software
Suatu proses pengumpulan kebutuhan software untuk mengerti sifat -sifat program yang dibentuk software engineering, atau analis harus mengerti fungsi software yang diinginkan, performance dan inter face terhadap elemen lainnya. Hasil dari analisis ini didokumentasikan dan direview / dibahas / ditinjau bersama -sama customer.

C. Design
Desain software sesungguhnya adalah proses multi step (proses yang terdiri dari banyak langkah) yang memfokuskan pada 3 atribut p rogram yang berbeda, yaitu :
ü  Struktur data
ü  Arsitektur software
ü  Rincian prosedur

Proses desain menterjemahkan kebutuhan ke dalam representasi software yang dapat diukur kualitasnya sebelum mulai coding. Hasil dari desain ini didokumentasikan dan menjadi bagian dari konfigurasi software.

D. Coding
Desain harus diterjemahkan ke dalam bentuk yang dapat dibaca oleh mesin


E. Testing
Segera sesudah objek program dihasilkan, pengetesan program dimulai. Proses testing difokuskan pada logika internal software. Jaminan bahwa semua pernyataan atau statements sudah dites dan lingkungan external menjamin bahwa definisi input akan menghasilkan output yang diinginkan.

F. Maintenance
Software yang sudah dikirim ke customer data berubah karena
ü  Software mengalami error
ü  Software harus diadaptasi untuk menyesuaikan dengan lingkungan external,
ü  misalnya adanya sistem operasi baru atau peripheral baru.
ü  Software yang lebih disempurnakan karena adanya permintaan dari customer.
Masalah yang dihadapi dari model siklus hidup klasik adalah :
ü  Proyek yang sebenarnya jarang mengikuti aliran sequential yang ditawarkan model ini. Iterasi (Pengulangan) selalu terjadi dan menimbulkan masalah pada aplikasi yang dibentuk oleh model ini.
ü  Seringkali pada awalnya customer sulit menentukan semua kebutuhan secara explisit (jelas).
ü  Customer harus sabar karena versi program yang jalan tidak akan tersedia sampai proyek software selesai dalam waktu yang lama.

2. Prototype Paradigm

Seringkali seorang customer sulit menentukan input yang lebih terinci, pros es yang
diinginkan dan output yang diharapkan. Tentu saja ini menyebabkan developer tidak yakin dengan efisiensi alogoritma yang di buatnya, sulit menyesuaikan sistem operasi, serta interaksi manusia dan mesin yang harus diambil. Dalam hal seperti ini, pen dekatan prototype untuk software engineering merupakan langkah yang terbaik. Prototype sebenarnya adalah suatu proses yang memungkinkan developer membuat sebuah model software.
Ada 2 bentuk dari model ini, yaitu :
A. Paper Prototype
Menggambarkan interaksi manusia dan mesin dalam sebuah bentuk yang memungkinkan user mengerti bagaimana interaksi itu terjadi.



B. Working Prototype
Adalah prototype yang mengimplementasikan beberapa bagian dari fungsi
software yang diinginkan seperti pada pendekatan pen gembangan software. Model ini dimulai dengan :
ü  Pengumpulan kebutuhan developer dan customer
ü  Menentukan semua tujuan software
ü  Mengidentifikasi kebutuhan-kebutuhan yang diketahui

Hasil dari pengumpulan kebutuhan diteruskan pada Quick Design. Quick Design
ini memfokuskan pada representasi aspek -aspek software yang dapat dilihat oleh user, misalnya format input dan output, selanjutanya dari desain cepat diteruskan pada pembentukan prototype (langkah ke 3). Prototype ini dievaluasi oleh customer / user dan digunakan untuk memperbaiki kebutuhan -kebutuhan software. Proses iterasi terjadi agar prototype yang dihasilkan memenuhi kebutuhan customer, juga pada saat yang sama developer mengerti lebih baik tentang apa yang harus dikerjakan. Masalah yang dihadapi oleh prototyping paradigm ini adalah :
ü  Customer hanya melihat pada apa yang dihasilkan oleh software, tidak peduli pada hal-hal yang berhubungan dengan kualitas software dan pemeliharaan jangka panjang.
ü  Developer seringkali menyetujui apa yang diterangkan oleh cu stomer agar prototype dapat dihasilkan dengan cepat. Akibatnya timbul pemilihan sistem operasi / bahasa pemrograman yang tidak tepat.

3. Fourth Generation Tehnique Paradigm - Model tehnik generasi ke 4 / 4GT


Istilah Fourth Generation Technique (4GT) meliputi seperangkat peralatan software yang memungkinkan seorang developer software menerapkan beberapa karakteristik software pada tingkat yang tinggi, yang kemudian menghasilkan source code dan object code secara otomatis sesuai dengan spesifikas i yang ditentukan developer. Saat ini peralatan / tools 4GT adalah bahasa non prosedur untuk :
ü  DataBase Query
ü  Pembentukan laporan ( Report Generation )
ü  Manipulasi data
ü  Definisi dan interaksi layar (screen)
ü  Pembentukan object dan source ( Object and source generation )
ü  Kemampuan grafik yang tinggi, dan
ü  Kemampuan spreadsheet

Keterangan gambar :
·         Model 4GT untuk software engineering dimulai dengan rangkaian pengumpulan kebutuhan. Idealnya, seorang customer menjelaskan kebutuhan -kebutuhan yang selanjutnya diterjemahkan ke dalam prototype. Tetapi ini tidak dapat dilakukan karena customer tidak yakin dengan apa yang diperlukan, tidak jelas dalam menetapkan fakta-fakta yang diketahui dan tidak dapat menentukan informasi yang diinginkan oleh peralatan 4GT.
·         Untuk aplikasi kecil adalah mungkin bergerak langsung dari langkah pengumpulan kebutuhan ke implementasi yang menggunakan bahasa non prosedur fourth generation (generasi ke 4). Tetapi untuk proyek besar, pengembangan strategi desain sistem tetap diperlukan, sekalipun kita menggunakan 4GL. Penggunaan 4GT tanpa desain untuk proyek besar akan menyebabkan masalah yang sama yang ditemui dalam pengembangan software yang menggunakan pendekatan konvensional.
·         Implementasi yang menggunakan 4GL memungkinkan developer software menjelaskan hasil yang diinginkan yang kemudian diterjemahkan ke dalam bentuk source code dan object code secara otomatis.
·         Langkah yang terakhir adalah mengubah implementasi 4GT ke dalam sebuah product. Selanjutnya developer harus melakukan pengetesan , pengembangan dokumentasi dan pelaksanaan semua aktifitas lainnya yang diwujudkan dalam model software engineering.

Masalah yang dihadapi dalam model 4GT adalah adanya sebagian orang yang
beranggapan bahwa :
1. peralatan 4GT tidak semudah penggunaan bahasa pemrograman,
2. source code yang dihasilkan oleh peralatan ini tidak efisien,
3. pemeliharaan sistem software besar yang dikembangkan dengan 4GT masih merupakan tanda tanya.

Dari model yang disebut di atas dapat diambil suatu kesimpulan, bahwa proses pengembangan software terdiri dari 3 fase, yaitu :

1.      Fase Definisi
·         Mengidentifikasi informasi apa yang dikerjakan proses
·         Fungsi dan performance apa yang diinginkan
·         Interface apa yang dibutuhkan
·         Hambatan desain apa yang ada, dan
·         Kriteria validasi apa yang dibutuhkan untuk menetapkan keberhasilan sistem.

A. Sistem Analis
Sistem analis menetapkan peranan dari setiap elemen dalam sistem berbasis komputer, terutama mengalokasikan peranan software.


B. Sistem Software Planning
Dalam sistem ini, setelah lingkungan software dialokasikan, maka langkah dari sistem software planning ini adalah :

Ø  Pengalokasian sumber / resource
Ø  Estimasi biaya
Ø  Penetapan tugas pekerjaan dan jadual.

C. Requirement Analysis
Penetapan lingkup untuk software memberikan petunjuk / arah. Namun definisi yang lebih rinci dari informasi dan fungsi software diperlukan sebelum pekerjaan dimulai.

2.      Fase Pengembangan
Fase pengembangan berfokus pada “How”. Selama pengembangan, developer software berusaha menjelaskan :
·         Bagaimana struktur data dan arsitektur software yang didesain
·         Bagaimana rincian prosedur diimplementasikan ( diterapkan )
·         Bagaimana desain diterjemahkan ke dalam bahasa pemrograman atau bahasa non prosedur, dan
·         Bagaimana pengetesan akan dilaksanakan.

A. Desain software ( Software Design )
Desain menterjemahkan kebutuhan -kebutuhan software ke dalam sekumpulan representasi (grafik, tabel, diagram, atau bahasa yang menjelaskan struktur data, arsitektur software dan prosedur algoritma).

B. Coding
Representasi desain harus diterjemahkan ke dalam bahasa tiruan / artificial language yang menghasilkan perintah-perintah yang dapat dieksekusi oleh komputer.

C. Software Testing
Segera sesudah software diimplementasikan dalam bentuk yang dapat dieksekusi oleh mesin, software perlu ditest untuk menemukan kesalahan (merupakan fungsi logika dan implementasi).


3.      Fase Pemeliharaan
Fase pemelihaaan berfokus pada “Change” atau perubahan. Ini dapat disebabkan :
A. Perubahan karena software error ( Corective Maintenance )
B. Perubahan karena software disesuaikan / diadaptasi dengan lingkungan external, misalnya munculnya CPU baru, sistem operasi baru ( Adaptive Maintenance )
C. Perubahan software yang disebabkan customer / user meminta fungsi tambahan, misalnya fungsi grafik, fungsi matematik, dll ( Perfective Maintenance )


a.      Peralatan Software Engineering
Peralatan software engineering memberikan dukungan atau semiautomasi untuk metode. Contohnya :
ü  CASE (Case Aided Software Engineering), yaitu suatu software yang menggabungkan software, hardware, dan database software engineering untuk menghasilkan suatu lingkungan software engineering.
ü  Database Software Engineering, adalah sebuah struktur data yang berisi informasi penting tentang analisis, desain, kode dan testing.
ü  Analogi dengan CASE pada hardware adalah : CAD, CAM, CAE

b.    Prosedur Software Engineering
Terdiri dari :
ü  urut-urutan di mana metode tersebut diter apkan
ü  dokumen
ü  laporan-laporan
ü  formulir-formulir yang diperlukan
ü  mengontrol kualitas software
ü  mengkoordinasi perubahan yang terjadi pada software


Ø  KESIMPULAN

Dari makalah ini dapat disimpulkan bahwa :
1.      Software engineering adalah suatu disiplin ilmu yang membahas semua aspek produksi perangkat lunak, mulai dari tahap awal requirement capturing (analisa kebutuhan pengguna), specification (menentukan spesifikasi dari kebutuhan pengguna), design, coding, testing sampai pemeliharaan sistem setelah diguna kan.
2.      Software engineering terdiri dari 3 elemen kunci, yaitu :
a.       Metode,
b.      Peralatan (tools),
c.       Prosedur,
3.      Proses pengembangan software terdiri dari 3 fase, yaitu :
a.       Fase Definisi
b.      Fase Pengembangan (Development)


c.       Fase Pemeliharaan (Maintenance)

0 komentar:

Posting Komentar

 
Copyright 2010 Cah Lugu !